Jumat, 27 Januari 2012

Persiapan Tanam dan Penanaman dalam Budidaya Tembakau

Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah ditujukan untuk memberi kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan akar tanaman tembakau, sehingga sistem perakaran berkembang baik dan mampu menyerap air serta unsur hara dalam jumlah yang cukup untuk menunjang pertumbuhan yang terjadi dalam waktu singkat. Guna memperoleh perakaran yang baik pengolahan tanah harus mencapai kedalaman olah lebih dari 30 cm, disamping upaya lain kearah terbentuknya struktur tanah yang remah.
Untuk lahan bekas sawah pekerjaan pertama adalah membersihkan jerami kemudian dilanjutkan dengan pembuatan got keliling untuk mengeringkan lahan dan sebagai saluran irigasi di areal pertanaman tembakau. Selanjutnya dilakukan pembajakan pertama dan dilanjutkan bajak ke-dua dengan arah memotong bajak pertama. Gebrus total dilaksanakan sesudah jarak tanam yang digunakan ditentukan. Gebrus total dilakukan dengan cara menarik tanah lapisan atas dan mencangkul tanah lapisan bawah sedalam 30 cm untuk menutup lubang dibelakangnya (lihat Gambar 2). Gebrus total bertujuan untuk menembus lapisan olah dan oksigen tanah. Selanjutnya dilakukan bajak 3 dan bajak 4 serta penghancuran tanah yang masih berupa bongkahan. Guludan yang tinggi menentukan keberhasilan tanaman tembakau karena berhubungan dengan drainase dan pemupukan.
Pengolahan tanah dilakukan 70 hari sebelum penanaman dimana H-70 dilakukan pembersihan jerami, H-60 pembuatan got keliling, H-55 pembajakan 2, H-40 pembajakan 3, H-30 pembajakan 4, H-25 pembersihan rumput di pematang dan H-15 dilakukan bajak siap tanam.
Jarak Tanam dan Populasi Tanam

Pupuk Kimia dan Dampaknya

PUPUK UREA adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen
(N) berkadar tinggi. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis). Pupuk urea yang dijual di pasaran biasanya mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen.

PUPUK SP – 36 merupakan sumber hara fosfor bagi tanaman. Pupuk SP – 36 berbentuk butiran berwarna keabu – abuan. Unsur hara Fosfor yang terdapat dalam pupuk SP-36 hampir seluruhnya larut dalam air. Pupuk ini tidak mudah menghisap air, sehingga dapat disimpan cukup lama dalam kondisi penyimpanan yang baik. Sesuai dengan namanya(SP-36) kandungan hara Fosfor dalam bentuk P2O5 pada pupuk ini yaitu sebesar 36%.

PUPUK NPK merupakan jenis pupuk majemuk yang mengandung unsur hara makro Nitrogen (N) , Phospor (P) dan Kalium (K). Pupuk ini berbentuk butiran (prill) dengan bulatan besar berwarna merah bata. Pupuk ini termasuk pupuk yang tidak mudah menyerap air, sehingga tahan disimpan lama di dalam gudang. Kandungan Nitrogen, Phospor dan Kalium pada pupuk NPK yang dijual di pasaran ini bervariasi. Perbandingan kandungan yang paling lazim dijual di pasaran yaitu :

Cara Budidaya Kubis

PENDAHULUAN
Sampai saat ini, tingkat produksi tanaman kubis baik secara kuantitas maupun kualitas masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah sudah miskin unsur hara, pemupukan yang tidak berimbang, organisme pengganggu tanaman, cuaca dan iklim.
Untuk itu, PT. Natural Nusantara sebagai perusahaan yang peduli terhadap permasalahan pertanian dan kelestarian lingkungan berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas serta memelihara kelestarian lingkungan (3 – K). Sehingga petani mampu bersaing di era pasar bebas.

FASE PRA TANAM
1. Syarat tumbuh
- Tanaman dapat ditanam sepanjang tahun
- Tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian 800 m d.pl. ke atas, curah hujan hujan cukup dan
   temperatur udara 15o – 20o C.
- Jenis tanah yang dikehendaki gembur, bertekstur ringan atau sarang serta pH 6 – 6,5.
2. Pengelolaan Tanah dan Air
- Bersihkan gulma dan sisa-sisa tanaman untuk menekan serangan penyakit terbawa tanah seperti akar
   bengkak, busuk lunak, rebah semai, dll. dengan cara dicabut dan dikumpulkan lalu dibakar atau bisa
  dijadikan kompos
- Jangan menanam tanaman kubis-kubisan secara terus menerus dan lakukan pergiliran tanaman
- Gunakan pupuk organik (SUPER NASA), khususnya di musim kemarau untuk meningkatkan efisiensi
   penggunaan air

Jumat, 20 Januari 2012

TEKNIK BUDIDAYA CABAI HIBRIDA SISTEM MULSA PLASTIK


Dewasa ini bertani cabai hibrida sistem mulsa plastik hitam perak (MPHP) banyak dipraktekkan pada cabai Hot Beauty, Hero, Long Chili, Ever-Flavor dan cabai Paprika. Dimungkinkan pula pada usahatani cabai keriting hibrida maupun cabai kecil (rawit, cengek) hibrida. Alasan utama sistem MPHP digunakan pada cabai-cabai hibrida adalah untuk mengimbangi biaya pengadaan MPHP dari peningkatan hasil cabai yang lebih tinggi daripada cabai biasa, sehingga secara ekonomis menguntungkan. Budidaya cabai hibrida dengan sistem MPHP merupakan perbaikan kultur teknik ke arah yang intensif. Pada umumnya sistem budidaya cabai di sentra-sentra produksi cabai masih menggunakan benih lokal dan populasi tanaman per hektarnya tinggi. Populasi yang sangat rapat ini dapat mengakibatkan penangkapan sinar matahari setiap tanaman berkurang dan kelembaban udara di sekitar kebun menjadi tinggi. Kelembaban yang tinggi seringkali dapat meningkatkan serangan hama dan penyakit. Perbaikan kultur teknik budidaya cabai secara intensif untuk meningkatkan produksi maupun kualitas hasil, diantaranya adalah penggunaan benih unggul dari varietas hibrida yang bermutu tinggi, penerapan MPHP, pemupukan berimbang, pengendalian hama dan penyakit, serta cara-cara lain yang khas seperti pemasangan turus dan perempelan tunas ataupun daun. Kegiatan pokok teknik budidaya cabai hibrida sistem MPHP meliputi :